JAKARTA - Baru-baru ini ilmuwan dari University of Texas di Dallas, melakukan penelitian perangkat seukuran jam tangan yang dapat menganalisis keringat dan dapat melihat tanda-tanda badai sitokin yang akan datang yang disebabkan oleh Covid-19 dan infeksi lainnya.
Fenomena tersebut terjadi ketika bahan kimia dalam aliran darah yang disebut sitokin, berkembang biak dengan cepat dan tidak terkendali. Bahan kimia ini dirancang untuk membatasi dan mengontrol sistem kekebalan tubuh dan jika salah dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan organ.
Pada awal pandemi Covid-19, para dokter menyadari bahwa pasien yang mengembangkan 'badai sitokin' seringkali merupakan yang paling berisiko tinggi untuk meninggal.
Untuk itu para tim peneliti mengembangkan strip sensor dengan antibodi terhadap tujuh protein pro-inflamasi dan mengujinya pada enam orang sehat dan lima orang dengan flu, virus lain yang dapat memicu badai sitokin.
Dua dari orang yang sakit menunjukkan peningkatan kadar sitokin sementara semua peserta memiliki sitokin dalam keringat mereka yang sesuai dengan nilai yang diharapkan berdasarkan penelitian sebelumnya.
Sistem peringatan dini akan memungkinkan dokter untuk memberikan steroid dengan cepat, mengurangi risiko badai sitokin tidak terkendali. "Saat ini utamanya dalam konteks Covid-19, jika Anda dapat memantau sitokin pro-inflamasi dan melihatnya meningkat, Anda dapat merawat pasien lebih awal, bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala, '' kata salah seorang peneliti Shalini Prasad, dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (27/4/2021).
Deteksi dini penting karena begitu badai sitokin dilepaskan, peradangan yang berlebihan dapat merusak organ, menyebabkan penyakit parah dan kematian.
Sebaliknya, jika dokter dapat memberikan steroid atau terapi lain segera setelah kadar sitokin mulai meningkat, rawat inap dan kematian dapat dikurangi.
Meskipun tes darah dapat mengukur sitokin, tes ini sulit dilakukan di rumah, dan tidak dapat terus memantau kadar protein. Sitokin diekskresikan dalam keringat pada tingkat yang lebih rendah daripada dalam darah.
Untuk mengumpulkan cukup keringat untuk pengujian, para ilmuwan telah meminta pasien untuk berolahraga, atau mereka telah menerapkan arus listrik kecil ke kulit pasien. Namun, prosedur ini sendiri dapat mengubah kadar sitokin.
"Ketika berbicara tentang sitokin, kami menemukan bahwa Anda harus mengukurnya dalam keringat pasif," tuturnya.